The Best of people are those who BENEFIT people most

Thursday, April 28, 2016

5 ALASAN MENINGGALKAN PEKERJAAN YANG ANDA SUKAI

5 ALASAN MENINGGALKAN PEKERJAAN YANG ANDA SUKAI

Gaji besar, bos baik, kolega ramah, siapa yang tidak mau bekerja di perusahaan yang menawarkan semua itu? Apakah rumput tetangga memang lebih hijau?

Untuk Anda yang sebetulnya sudah tergolong nyaman di perusahaan saat ini namun masih bertanya-tanya, coba pertimbangkan lima hal ini.


1. Pekerjaan Baru Memberi Tawaran Jauh Lebih BaikTawaran lebih baik tidak selalu hanya berupa gaji lebih tinggi. Jika perusahaan baru menawarkan fasilitas dalam bentuk lain yang dapat membantu Anda bekerja lebih efektif atau memiliki work-life balance yang lebih baik, seperti kesempatan untuk bekerja dari rumah (work from home), waktu kerja lebih fleksibel, mungkin Anda bisa menimbang-nimbang tawaran tersebut.

2. Pekerjaan Baru Memungkinkan Anda Untuk BerkembangSemua baik-baik saja di pekerjaan Anda saat ini tanpa kesulitan berarti. Eits, tunggu dulu. Jika Anda mulai merasa pekerjaan Anda dapat dikerjakan dalam beberapa jam saja sehari dan Anda tidak lagi merasa tertantang, coba ingat kembali tujuan Anda awal masuk ke perusahaan ini: untuk belajar sesuatu, bukan? Jangan sampai karier Anda stagnan karena Anda terlalu nyaman di posisi Anda saat ini.
3. Anda Dapat Mencapai Goal Karier Anda Lebih Cepat
Bagi Anda yang ambisius dan punya rencana karier yang jelas, pergerakan karier yang strategis memungkinkan Anda untuk mencapai posisi manajemen senior atau eksekutif dengan lebih cepat. Jika tawaran kerja yang datang dapat membantu Anda memangkas beberapa tahun dari perencanaan Anda, Anda boleh mempertimbangkan peluang ini.

4. Pekerjaan Baru Lebih Sesuai Minat Anda
Kadang kala, Anda harus membuat pilihan-pilihan sesuai dengan realita. Tidak ada salahnya memilih pekerjaan untuk berbagai alasan, namun jika ada peluang terbuka untuk karier yang benar-benar sejalan dengan minat dan aspirasi Anda, asal Anda sudah yakin dan memang sudah siap, mengapa tidak mengambil kesempatan berharga tersebut? 

5. Pekerjaan Baru Akan Memberi Anda Kepuasan Kerja Lebih
Anda yang telah berpengalaman di dunia kerja tentu paham bahwa kepuasan kerja tidak hanya diukur dari besarnya gaji atau prestise posisi. Mungkin budaya di perusahaan baru lebih sesuai dengan Anda atau komitmen perusahaan baru terhadap produk yang ramah lingkungan atau tanggung jawab sosial memberi Anda rasa bangga dan kepuasan kerja. Semua ini dapat Anda dengan melakukan riset tentang perusahaan tersebut terlebih dulu.
Share:

LANGKAH - LANGKAH MENJADIKAN HARI ANDA LEBIH PRODUKTIF

LANGKAH - LANGKAH MENJADIKAN HARI ANDA LEBIH PRODUKTIF

Pernahkah Anda menghabiskan satu hari di kantor tanpa melakukan apa pun? Saat sore hari tiba, Anda tersadar kemudian menyesal telah gagal menggunakan hari dengan hal-hal yang lebih produktif, misalnya menyelesaikan tugas, membalas email klien, atau menyelesaikan laporan yang deadlinenya hampir tiba.
Menjadi produktif memang tantangan bagi semua orang, tidak hanya karyawan seperti Anda. Orang produktif bisa mengunakan waktu sebaik-baiknya dengan kegiatan berguna, dan kemampuan ini tak dimiliki semua orang.
Berikut enam langkah menjadikan hari Anda di kantor lebih produktif.

1. Mulai Hari dengan Memanjakan Diri Anda
Hindari kegiatan yang akan mempengaruhi suasana kerja Anda di pagi hari. Daripada memulai hari dengan membuka media sosial atau email, lebih baik Anda memanjakan diri dengan bangun lebih awal, olahraga, dan sarapan dengan keluarga tercinta. Siapkan diri Anda ke kantor dengan santai dan tidak terburu-buru. Semua itu akan membangun mood Anda untuk siap bekerja.

2. Mulai Kerjakan Dari yang Termudah
Tugas menumpuk sebenarnya bukan halangan untuk diselesaikan secara cepat. Yang penting Anda bekerja dengan smart dan punya skala prioritas.
Supaya Anda tidak stuck di satu tugas yang sulit dan membuat hari Anda tidak produktif, baiknya Anda memulai pekerjaan dari yang termudah. Bila tugas yang Anda anggap lebih mudah terselesaikan, maka barulah Andamove-on ke tugas yang lebih sulit.
Jangan membuang waktu dengan pekerjaan yang sulit yang akhirnya membuat Anda menghabiskan hari tanpa menyelesaikan apa-apa.

3. Cobalah Bekerja dengan Sistem Sendiri
Selama ini Anda bekerja berdasarkan kebiasaan yang terbangun sejak lama, bukan dengan aturan yang cocok dengan Anda. Padahal kebiasaan yang selama ini Anda lakukan belum tentu dapat membuat Anda lebih produktif.
Jadi beranikan diri untuk membuat sistem sendiri yang cocok untuk Anda dalam bekerja. Misalnya Anda lebih suka bekerja dengan menggunakan tablet ketimbang komputer, maka lakukan hal itu. Ingat, produktivitas bila meningkat jika Anda merasa nyaman dengan cara Anda bekerja.

4. Stop Mengerjakan Banyak Pekerjaan Sekaligus
Tidak semua orang bisa multi-tasking! Jadi sadari hal itu sebelum Anda terlanjur nekat mengerjakan semua tugas secara sekaligus. Bila kebetulan Anda tidak mampu, maka konsentrasi Anda akan terpecah antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Pada akhirnya semua pekerjaan tidak akan ada yang selesai.
Mulailah dengan lebih fokus pada satu pekerjaan dan sesesaikan tugas Anda sebaik mungkin. Ini akan membuat Anda lebih produktif.

5. Istirahat Cukup
Bila stamina tubuh Anda menurun, jangan ragu untuk istirahat sambil melemaskan sendi otot yang kaku. Jangan memaksa tetap bekerja bila Anda merasa lelah. Anda akan lebih produktif bekerja dengan tubuh segar dan tidak lelah.
Pastikan Anda menggunakan waktu istirahat di kantor dengan baik, sebelum akhirnya kembali bekerja. Hindarimakan siang sambil bekerja, atau melewatkan makan siang karena deadline. Anda tidak akan produktif dengan cara itu.

6. Bekerja Sesuai Porsi
Jam kerja yang ditentukan oleh Undang-Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah 8 jam setiap hari dalam lima hari kerja. Jadi lewat dari jam itu Anda sudah dianggap lembur.
Bagilah jam kerja Anda dengan efisien, misalnya kapan karus bekerja, istirahat, minum kopi, rapat, beribadah, dan lain-lain. Pastikan Anda selalu memprioritaskan diri untuk menyelesaikan pekerjaan Anda sebelum menerima kerja lain atau menolong rekan kerja.

Menjadi pekerja yang produktif memang harus diawali dengan keinginan dan disertai usaha. Selamat mencoba!
Share:

7 KEBIASAAN POSITIF YANG DAPAT DILAKUKAN SEBELUM MEMULAI BEKERJA

7 KEBIASAAN POSITIF YANG DAPAT DILAKUKAN SEBELUM MEMULAI BEKERJA

Ketika suatu hari kebetulan Anda datang agak pagi ke kantor, berapa menit yang Anda punya sampai waktunya memulai kerja? 30 menit? 15 menit? 10 menit? Ya, Anda punya cukup waktu untuk mempraktekkan beberapa kebiasaan ini sebelum mulai bekerja di pagi hari. Semua kegiatan ini tidak akan terlalu menyita waktu dan memastikan agar hari Anda penuh produktivitas dan relatif bebas stress. Bonus: Beberapa kebiasaan di daftar ini juga bisa Anda aplikasikan saat akhir pekan!

1. Menenangkan DiriTarik nafas yang dalam dan beri diri sendiri waktu tenang begitu Anda tiba di tempat kerja. Seringkali kesibukan dan hiruk pikuk sepanjang commuting tidak memberi Anda cukup ruang untuk benar-benar mengalihkan pola pikir dari personal mode ke work mode. Membiarkan diri Anda rileks sejenak akan membantu transisi Anda untuk meninggalkan problema pribadi dan berkonsentrasi pada kewajiban profesional Anda.

2. Merapikan Meja Kerja
Jika di hari sebelumnya Anda terburu-buru meninggalkan tempat kerja dan tidak sempat beres-beres, mulailah hari Anda dengan kanvas yang bersih. Manfaatkan waktu luang di pagi hari untuk merapikan meja Anda, dengan begitu, Anda nanti tidak akan kebingungan dan menghabiskan waktu kerja berharga mencari dokumen atau post-it yang ditinggalkan kolega di meja Anda.

3. Membuat To Do ListDaftar tugas dan prioritas akan membantu Anda fokus dan teratur dalam menyelesaikan kewajiban Anda dalam sehari. Pagi hari umumnya adalah waktu ketika Anda mudah bersemangat dan motivasi Anda ada di puncaknya, jadi manfaatkan periode ketika niat Anda masih berapi-api ini dengan mengidentifikasi tugas tersulit atau yang paling menguras tenaga dan jadikan itu hal pertama yang harus Anda selesaikan. Anda akan merasa jauh lebih produktif dan terpacu untuk mencapai goal harian Anda begiitu Anda berhasil menyelesaikan satu tugas yang Anda anggap sulit itu.

4. Membalas Pesan Penting
Kuncinya di sini adalah hanya membaca pesan yang benar-benar menjadi prioritas atau setidaknya hanya merespon pesan bersifat profesional, baik itu email, IM, atau akun social media Anda. Bukan berarti Anda tidak boleh membaca dan membalas pesan pribadi, namun jika tidak terkontrol, aktivitas ini akan menyita waktu dan mengacaukan jadwal kerja rapi yang telah Anda susun. Lebih baik jadikan korespondensi personal Anda sebagai kegiatan santai di waktu senggang untuk melepas stress. 

5. Berjalan-jalan Sekeliling Kantor
Jika Anda tidak sempat berolahraga sebelum menuju tempat kerja, Anda bisa menggunakan sedikit waktu yang Anda miliki untuk be. Jangan meremehkan aktivitas fisik ringan! Sehari penuh duduk di kubikel Anda memilikiefek negatif seperti tubuh pegal, kecenderungan obesitas, dan lainnya. Sambil berjalan-jalan, selipkan sedikit gerakan stretching melemaskan otot yang kaku dan melancarkan peredaran darah. Lebih baik lagi jika Anda juga terpapar sinar matahari pagi untuk meraup suntikan vitamin D alami.

6. SarapanHanya karena Anda harus segera bekerja bukan berarti Anda harus mengorbankan meal terpenting dalam satu hari ini. Sarapan yang bergizi akan memberi asupan energi yang Anda butuhkan untuk beraktivitas. Melewatkan sarapan mengakibatkan kadar gula darah Anda menjadi rendah. Efek yang langsung terasa adalah badan lemas dan cepat ngantuk sementara imbasnya di sisi lain adalah kurangnya nutrisi untuk otak Anda. Para ilmuwan jugamenyatakan bahwa sarapan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi dan kemampuan otak untuk menyimpan informasi dan memori. Pilih menu sarapan yang bergizi untuk menikmati efek positifnya di sepanjang hari.

7. Merefleksikan Karier dan HidupPunya sedikit waktu ekstra untuk duduk dan menikmati ketenangan kantor di pagi hari? Coba lakukan introspeksi diri harian. Sebagai contoh, Anda bisa melirik kebiasaan pagi Steve Jobs. Beliau punya kebiasaan untuk bercermin setiap pagi dan menanyakan pada dirinya sendiri: "Jika hari ini adalah hari terakhir dalam hidup saya, apakah saya ingin melakukan apa yang ingin saya lakukan hari ini?" Menurut beliau, bila Anda terus menjawab "Tidak" berturut-turut selama beberapa waktu, maka mungkin sudah saatnya Anda melakukan hal lain. Kira-kira apa jawaban Anda hari ini?
Share:

TRIK MEMBACA BAHASA TUBUH LAWAN BICARA

TRIK MEMBACA BAHASA TUBUH LAWAN BICARA

Selama jutaan tahun, nenek moyang kita hidup berdampingan dalam menghadapi tantangan alam melalui penggunaan komunikasi nonverbal. Mereka menerjemahkan perubahan fisiologis, gerakan tubuh, suara (mendengus atau mengerang), dan reaksi wajah atau tubuh lawan bicaranya. Ini telah menjadi bagian dari warisan biologis kita, dan hingga saat ini kita masih menggunakan komunikasi nonverbal.

Kebutuhan, perasaan, pikiran, emosi, dan niat diproses secara elegan di bagian otak yang disebut limbik. Sistem limbik manusia bereaksi terhadap dunia secara real time. Proses ini mengakibatkan tubuh kita bereaksi terhadap hal yang kita rasakan. Akibatnya akan terlihat perubahan dalam tubuh saat kita sedang tertarik, tersinggung, marah, sedih, atau kesal. Reaksi terjadi secara cepat dan otentik. Itulah sebabnya kita bisa mengatakan, bahasa tubuh lebih jujur daripada kata yang diucapkan. 

Memiliki wawasan tambahan akan kemampuan membaca bahasa tubuh seseorang, akan membantu kita dalam berkomunikasi secara lebih efektif. Dr Travis Bradberry penulis buku Emotional Intelligence 2.0, dan salah seorang pendiri TalentSmart menjabarkan rahasia tersirat dari bahasa tubuh. Jika Anda ingin berkomunikasi dengan kolega, klien, atau bahkan atasan Anda dengan lebih efektif perhatikan isyarat ini:

Lengan dan kaki disilangkan

Ini adalah sinyal bahwa orang lain tidak terbuka atau menerima ide Anda. Bahkan jika mereka tersenyum, dan terlibat dalam percakapan yang menyenangkan, bahasa tubuh mereka mengatakan sebaliknya. Gerard I. Nierenberg, dan Henry H. Calero merekam lebih dari 2.000 negosiasi untuk sebuah buku yang mereka tulis tentang membaca bahasa tubuh, hasilnya tidak satu pun negosiasi berakhir dengan menutup kesepakatan, ketika salah satu pihak menyilangkan lengan atau kaki. Psikologis dari kaki atau lengan disilangkan adalah sinyal seseorang secara mental, emosional, dan fisik diblokir dari yang ada di depan mereka. Pose ini terjadi begitu saja, tanpa unsur kesengajaan. 

Membaca maksud tersirat dari senyuman

Saat tersenyum, bibir kita bisa berbohong tapi mata tidak. Senyum tulus yang berasal dari hati akan mencapai mata, membuatnya berkerut, dan menonjolkan garis-garis cakar ayam di sekitarnya. Orang sering tersenyum untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan mereka. Nah, lain kali Anda ingin tahu ketulusan senyum seseorang, perhatikan juga kerut di sudut-sudut mata mereka.

Gerak-gerik Anda di-copy paste lawan bicara

Pernahkah dalam sebuah presentasi, atau meeting Anda berada dalam situasi setiap kali Anda bergerak, lawan bicara (khalayak) mengikuti gerakan Anda sama persis? Itu pertanda baik. Mirroring bahasa tubuh adalah sesuatu yang kita lakukan tanpa sadar ketika kita merasakan ikatan dengan orang lain. Ini bisa menjadi pertanda bahwa percakapan berjalan dengan baik, dan pihak lain sepakat dengan Anda. Pengetahuan ini dapat sangat berguna ketika Anda sedang bernegosiasi.

Kesan yang timbul melalui postur tubuh

Sering kali secara tanpa sadar kita menilai orang, hanya melihat dari caranya berjalan. Saat seseorang berjalan memasuki ruangan, Anda tahu dengan segera bahwa dia orang penting. Otak kita didesain untuk menyamakan kekuasaan dengan jumlah ruang gerak yang diambil orang. Berdiri tegak dengan bahu lebar adalah posisi kekuasaan. Membungkuk, akan menyiratkan hal sebaliknya. Postur tubuh seorang dapat mengisyaratkan ia seorang pemimpin atau tidak.

Mendeteksi kebohongan melalui mata

"Pandang mata bapak (ibu) kalau lagi ngomong!" Sebagian besar dari kita akan sangat akrab dengan kalimat ini. Sebenarnya tanpa sadar orang tua, atau guru kita mengetahui bahwa orang akan sulit untuk menjaga kontak mata saat mereka berbohong. Dan itu benar. Tapi ini sudah menjadi pengetahuan umum, sehingga orang akan dengan sengaja mengadakan kontak mata dalam upaya untuk menutupi kebohongannya. Namun Anda tetap dapat mengetahui jika seseorang berbohong melalui matanya, sebab mereka akan berusaha menjaga kontak mata secara berlebihan untuk mengelabui Anda. Jika Anda sedang berbicara dengan seseorang dengan tatapan mata tanpa berkedip, yang membuat Anda mengeliat atau merasa gelisah, kemungkinan besar lawan bicara Anda sedang berusaha menutupi fakta bahwa ia sedang berbohong.

Alis terangkat saat berbicara

Ada tiga emosi utama yang membuat alis terangkat: terkejut, khawatir, dan ketakutan. Cobalah mengangkat alis Anda ketika sedang melakukan percakapan santai dengan seorang teman. Pasti Anda akan terlihat konyol. Jika seseorang yang sedang berbicara dengan Anda mengangkat alis mereka, dan topik pembicaraan bukan hal yang mengejutkan, membuat khawatir, atau takut, ada sesuatu hal lain yang sedang terjadi.

Mengangguk berlebihan

Ketika Anda mengatakan sesuatu kepada seseorang, dan mereka bereaksi dengan anggukan berlebihan, ini tandanya mereka khawatir tentang apa yang Anda pikirkan tentang mereka. Atau lawan bicara Anda mengetahui bahwa Anda meragukan kemampuan mereka untuk mengikuti instruksi Anda. 

Rahang yang mengeras

Rahang mengeras, leher menegang, atau alis berkerut semua itu tanda-tanda seorang sedang dilanda stres. Terlepas dari yang diucapkan, bahasa tubuh ini adalah tanda-tanda ketidaknyamanan yang cukup besar. Percakapan mungkin menggali sesuatu yang membuat mereka cemas. Jika hal ini terjadi dalam percakapan santai, sangat mungkin pikiran mereka sedang berada di tempat lain, atau mencemaskan hal lain. 
Share:

TUJUH TANDA ANDA MEMPUNYAI KECERDASAN EMOSIONAL YANG TINGGI

TUJUH TANDA ANDA MEMPUNYAI KECERDASAN EMOSIONAL YANG TINGGI


Kecerdasan emosional (EQ) merupakan unsur penting yang mendorong seseorang menjadi lebih unggul.
Demikian kesimpulan Daniel Goleman, Ph.D., mengenai EQ. Dia adalah penulis dan peneliti terkenal tentang kepemimpinan yang menulis buku Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ.
Konsep kecerdasan emosional sudah ada sejak tahun 1990, ketika psikolog dari Universitas Yale, John D. Mayer, dan Peter Salovey mengenalkannya ke dunia akademis.

Kecerdasan emosional itu sendiri adalah dapat dirangkum menjadi tiga hal. Pertama kemampuan seseorang secara akurat mengidentifikasi emosi sendiri, serta orang lain. Kemampuan memanfaatkan emosi, dan menerapkannya kepada tugas, dan pemecahan masalah. Terakhir, kemampuan untuk mengelola emosi, termasuk mengendalikannya, serta kemampuan untuk menghibur, atau menenangkan diri orang lain.

Dengan kata lain, karyawan dengan tingkat EQ tinggi memiliki kesadaran diri memahami rekan kerja dalam bekerja sama. Dan orang yang memiliki EQ tinggi, mereka tidak terganggu oleh kritik klien; mereka tetap fokus pada hasil, bukan merasa tersinggung.

Berikut adalah tujuh karakteristik menonjol orang-orang yang cerdas emosi:

1. Tidak takut perubahan

Orang dengan EQ tinggi sangat memahami bahwa perubahan itu adalah bagian penting dari hidup. Segala bentuk perubahan yang terjadi di sekitar mereka, entah itu sistem, kepemimpinan, manajemen, bahkan tim baru, tidak akan membuat mereka senewen apalagi stres. Mereka akan dengan mudah beradaptasi. Bahkan dapat dikatakan orang-orang yang cerdas emosi, biasanya justru mereka itu agen perubahan.

2. Sadar diri

Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosi seseorang, semakin tinggi tingkat kesadaran diri mereka. Mereka tahu kelebihan, dan kekurangan diri mereka. Hampir sama dengan orang-orang introvert, namun yang membedakan, kekurangan atau kelemahannnya tidak pernah melumpuhkan mereka. Mereka akan menemukan cara untuk berdamai dengan kelemahan yang dimilikinya, dengan menciptakan lingkungan yang optimal untuk gaya kerja mereka.

3. Memiliki empati besar

Ciri khas paling kental dari orang dengan tingkat kecerdasan emosi yang tinggi, adalah kemampuan mereka membina berhubungan dengan orang lain. Ia bisa membuat orang lain merasa penting di tempat kerja. Apa pun peran mereka. Membuat orang-orang di sekitar mereka merasa nyaman. Dengan kemampuan bawaan untuk memahami rekan kerja atau klien, mereka bisa melewati masa-masa sulit dengan mulus tanpa drama.

4. Mereka tidak perfeksionis

Meski sangat termotivasi dalam bekerja, orang dengan kecerdasan emosi tinggi mengetahui bahwa kesempurnaan itu mustahil. Mereka tidak akan membuang-buang waktu dengan mengejar kesempurnaan. Mereka tidak terpukul dengan kesalahan, melainkan terus semangat belajar dari kesalahan tersebut. 

5. Hidup mereka seimbang

Individu dengan EQ tinggi secara alami mengetahui pentingnya untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan profesional-pribadi yang sehat. Individu-individu ini biasanya memiliki banyak kegiatan, dan banyak kepentingan di luar pekerjaan. Mereka bisa mengidentifikasikan dirinya, dan nilainya dengan baik di luar profesinya. Mereka tidak melulu bekerja, dan bicara tentang perkerjaan. 

6. Memiliki keingintahuan yang besar

Secara alami mereka mudah beradaptasi, dan menghadapi perubahan, bahkan tak jarang mereka lah agen perubahan. Individu cerdas secara emosi, selalu memandang dunia dengan penuh ketertarikan, dan keinginan untuk terus menggali pengetahuan. Dan untuk hubungannya dengan isu atau orang sekitar, mereka tidak menghakimi. Mereka justru mengeksplorasi kemungkinan, dan kerap mengajukan pertanyaan, dan selalu bersikap terbuka untuk sebuah solusi baru.

7. Mereka murah hati

Orang dengan kecerdasan emosi yang tinggi tahu cara bersyukur, dan selalu optimis. Mereka merasa bahagia dengan kehidupan yang mereka jalani, dan tidak membiarkan kritik, atau orang-orang yang beracunmemengaruhinya.

Nah, apakah Anda salah satu dari mereka?
Share:

Wednesday, April 27, 2016

CARA SEDERHANA MEMBEDAKAN ANTARA TUGAS PENTING DAN MENDESAK

CARA SEDERHANA MEMBEDAKAN ANTARA TUGAS PENTING DAN MENDESAK

Terlepas dari bidang  yang digeluti, karyawan, profesional bahkan eksekutif kerap dihadapkan kepada tugas sehari-hari yang penting, dan membutuhkan perhatian segera. Bisa jadi sudah menjadi pemandangan biasa di setiap kantor, melihat rekan sekerja selalu tampak sibuk bahkan kadang kewalahan.

Pekerja sering dibebani oleh lebih dari satu tugas yang memiliki tenggat waktu berdekatan. Atau tugas-tugas yang sepertinya semuanya harus segera terselesaikan. Memilih mana yang harus dikerjakan lebih dulu, menjadi sesuatu yang sepertinya mustahil. Sibuk bekerja memang terkadang merupakan pertanda bahwa Anda berkomitmen terhadap profesi. Tetapi jika Anda terus-terusan sibuk setiap hari, hingga merasa senewen, bisa jadi sebenarnya ada yang salah dengan cara kerja Anda.

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu memprioritaskan pekerjaan. Ketika tugas penting telah beralih ke kategori "mendesak" (urgent), pendekatan terbaik adalah dengan memusatkan perhatian penuh Anda di sini. Membuat daftar hal yang harus Anda kerjakan hari ini, bisa membantu menyelesaikan semua tugas dengan baik. Namun, di dunia yang penuh dinamika, hal tersebut tidak selalu berjalan dengan dengan baik. Ada hal-hal yang menyebabkan karyawan harus selalu bersikap fleksibel, serta mengubah prioritas yang mesti dikerjakan. Tak jarang ketika sedang fokus menyelesaikan satu hal, interupsi datang  dengan permintaan mendesak dalam hitungan detik Anda harus menentukan apakah itu benar-benar membutuhkan perhatian penuh segera. 

Cara menentukan prioritas

Buatlah Tabel ‘Penting dan mendesak’: Dari semua hal di daftar pekerjaan Anda, cobalah kategorikan dalam sebuah tabel. 



Pekerjaan yang penting dan mendesak: Ini yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Kriteria mendesak adalah tugas-tugas yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera. Jangan lupa, mereka juga penting untuk Anda,dalam arti menyangkut KPI (Key Performance Indicators) dan reputasi kerja Anda, serta perusahaan. Contohnya, tugas ini harus dikerjakan segera dengan kurun waktu yang sensitif, dan bila tidak dikerjakan segera akan memengaruhi kerja tim secara keseluruhan, hingga reputasi perusahaan Anda bisa rusak. Tentu Anda tidak mau menjadi pihak yang disalahkan bila proyek berantakan,  akibat lalai bertindak cepat.

Penting tapi tidak mendesak: Semua hal yang masuk dalam kolom ini adalah pekerjaan yang bisa memajukan tujuan jangka panjang Anda --seperti pencapaian target-- tetapi tidak memerlukan tindakan segera. Atau semua tugas yang berhubungan dengan perencanaan dan strategi bisnis. Tugas ini tidak sensitif terhadap waktu. Artinya, tugas-tugas penting ini bisa ditunda sesaat, untuk mengerjakan hal-hal yang lebih mendesak. 

Tidak penting tapi mendesak: Biasanya adalah tugas-tugas kecil, meskipun tidak penting tetapi memerlukan tindakan segera. Sebagai contoh, seorang rekan meminta bantuan untuk memperbaiki komputer mereka (penting bagi mereka, kurang penting untuk Anda), atau ada rekan yang meminta data yang Anda buat bulan lalu. Atasan yang muncul (tidak direncanakan) dan meminta Anda membantunya, seperti pemesanan penerbangan, menelepon klien untuk membatalkan janji temu, memeriksa ulang (cross check) laporan atau data, ini tidak penting tetapi harus segera Anda lakukan.

Tidak penting dan tidak mendesak: Secara umum, hal ini sama sekali tidak akan menimbulkan dampak terhadap kinerja serta karier Anda, dan bisa ditunda sampai semua pekerjaan dalam tiga tabel di atas selesai.

Nah, untuk menghindari stres dan kewalahan dalam bekerja, tentu prioritaskan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan di tabel paling atas. Kemudian setelah selesai baru mengerjakan hal-hal yang ada di tabel berikutnya.

Pekerja sering terlihat pontang-panting sibuk bahkan sampai stres dalam pekerjaan adalah karena kecenderungan mengerjakan berbagai hal, tanpa punya prioritas mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu. 

Tentu yang utama adalah fokus kepada apa pun yang penting dan mendesak segera. Kemudian baru kerahkan sumber daya berharga Anda untuk hal penting tetapi tidak mendesak. Untuk memutuskan apakah Anda harus segera mengerjakan hal yang mendesak tetapi tidak penting, tanyakan pada diri sendiri: "Apakah hal ini tidak akan mengganggu kinerja dan memengaruhi saya dalam menyelesaikan tugas-tugas saya?". Jika jawabannya adalah: Ya. Kerjakan segera. Bila tidak, menolaklah dengan sopan, beri alasan yang tepat, atau delegasikan tugas tersebut kepada orang lain.

Oh, ya, setelah sukses mengatasi hal-hal yang mendesak dan penting, jangan menyingkirkan apalagi tidak memperdulikan apa pun yang tidak mendesak atau tidak penting. Hal-hal tersebut, sebenarnya bisa membantu Anda untuk menjaga keseimbangan dalam hidup Anda. Seperti chat dengan kawan lama sebentar di sela waktu senggang Anda, sekadar bercanda, atau membuat janji ketemu usai jam kerja.  
Share:
Copyright © 2016 myblog-syahrullah.blogspot.com. Powered by Blogger.

Positive Thinking

MAKKAH ADALAH PUSAT BUMI

MAKKAH ADALAH PUSAT BUMI

MAKKAH ADALAH PUSAT BUMI Bissmilahirohmaanirrohiim Makkah—juga disebut Bakkah—tempat di mana umat Islam melaksanakan haji itu terbukti...

Followers

Total Pageviews

Labels

Translate

Search This Blog

Pages